Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

HUJAN PAGI TADI

   Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Lewat deretan ruko warna-warni Water  ledeng yang berubah fungsi Sebelum itu toko Tahiti masih anggun Berdiri Kota ini… mengisahkan cinta tanpa alibi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mampu bersembunyi Menuliskan sajak-sajak hangat berselimut  literasi Melewati jembatan titi kembar yang kini tak kembar lagi Menyusuri jalan tugu yang kini punya traffic light Kota ini… Pernah mengisahkan tragedi Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak enggan bersembunyi Menyaksikan kota ini begitu madani Sambil menikmati kacang rebus  di taman-taman penuh inspirasi Kota ini… berbalut pemuda-pemudi dengan semangat literasi    Teruntukmu yang pernah melihat hujan yang sama denganku pagi tadi Aku tak mau tersesat sepi Kota ini… Aku mencintai… (Binjai, 14 Februari 2019) Cory Marlia. La

BULAN, ANDAIKAN KAU DISINI

“Ayaaaaah……mainan adek rusak ditarik kakak…” teriak si bungsu yang berkejaran sembari menangis memegang mainan. “ Kakak jangan begitu dong sama adeknya, kembalikan  mainan adeknya, Ayah sibuk ini” jawabku sambil membolak-balik buku  resep masakan. Suasana rumah begitu tak terkendali.  “Ah…begitu repotnya mengurus rumah” gumamku dalam hati. Seketika aku menyeka peluh dan melihat ikan yang kugoreng menggosong dikuali. Suasana pagi yang tak kondusif ini hampir membuat kepalaku pecah.Sebulan sudah. Bulan…andaikan kau disini… Pertengahan Maret 2018, 6 bulan lalu             “Tali sepatu adek terlilit ini Bundaaa…ga bisa diikat…” rengek si bungsu. Dengan sigap Bulan membenahinya. “ Bunda, buku Bahasa Indonesia kakak mana?”.”Di laci putih nomor 3 dekat buku Matematika.” Aku yang juga terburu-buru sarapan sambil memakai sepatuku.  Kukecup kening Namira dan Lala tak lupa Bulan, istriku sembari pamit berangkat kerja. Bekas tapak sepatuku membekas di lantai yang sedang dipelnya. B