Menjelajah wisata kuliner
nusantara tak ada habisnya. Salah satu wilayah yang kaya budaya kuliner adalah
kabupaten Langkat, Sumatera Utara,tepatnya kota Tanjung Pura.
Kota yang
dulunya dijuluki kota pendidikan ini sarat akan budaya. Jika berkunjung ke sini
jangan lupa berwisata religi di kediaman
Tuan Guru Basilam yang sering dikunjungi pejabat negeri ini, lalu sholat di
Mesjid Raya Azizi, dan tak lupa mencicipi wisata kuliner legendarisnya
"Kedai Kopi Restu".Kota yang dulunya dijuluki sebagai kota pendidikan. Begitu
sebutannya. Tempat Tengku Amir Hamzah
(28 Februari 1911 – 20 Maret 1946 ) sang penyair pujangga baru lahir dan
dimakamkan. Kota yang masih sarat dengan nilai-nilai
budaya ini pun memiliki potensi wisata dan kuliner luar biasa. Lokasinya yang
tak jauh dari laut menjadi alasan beberapa kuliner khasnya dominan seafood. Kota yang mayoritas penduduknya
bersuku melayu ini tak lepas dari tradisi minum kopi yang sudah ada sejak dulu.
dibuktikan dengan deretan warung kopi yang dipadati pengunjung.
Di
tengah menjamurnya bisnis warung kopi yang kian populer di kalangan anak muda,
lantas tidak menyurutkan pengunjung KEDAI KOPI RESTU. Kedai Kopi yang wajib
dikunjungi ini telah hadir sejak 1934. Ia tetap bertahan sejak Indonesiapun
belum merdeka. Sangat disayangkan jika Anda berkunjung ke kecamatan Tanjung
Pura atau melintasi jalur Aceh namun melewatkan waktu untuk singgah ke kedai
kopi legendaris satu ini.
Ramah,
itulah kesan saya pertama kali mengunjungi kedai kopi ini. Kedai yang konsisten
menjaga kualitas dan citarasanya kurang lebih selama delapan puluh lima
tahun. Tidak sekadar meneguk cita rasa
kopi susu yang nikmat, sayapun mencicipi roti bakar rasa nostalgia yang
disajikan hangat-hangat, sehangat kebersamaan dengan keluarga.
Ragam
pilihan roti bakar yang ditawarkan Kedai Kopi Restu membuat saya cukup
kebiingungan. Ada beberapa varian selai yang bisa dipilih : srikaya, nenas, coklat, dan ceres. Namun tak berpikir lama saya dan
suami memesan roti bakar selai srikaya. Jangan tanyakan bagaimana rasanya,
sayapun tak dapat berkata-kata. kalau disuruh memberikan nilai untuk roti bakar
khas Kedai Kopi Restu ini, saya rasa dua jempol tak cukup. Kelembutan dan
kehangatan roti fresh dari oven tak perlu diragukan lagi. Roti
selalu habis di hari yang sama. Kedai kopi yang tetap bertahan dalam tiga
generasi ini memang selalu mempertahankan rasa. Tak heran, Kedai Kopi Restu
selalu ramai dikunjungi lintas generasi.
Ketika
berbincang ringan bersama pemilik sekaligus pembuat kopi (a.k.a barista) yang ramah dan awet muda itu, Ai
Siang Lie (40 tahun), ia menuturkan lebih dari dua ratus orang pengunjung
mampir ke kedai kopinya setiap hari.
Ketika ditanya soal dimana ia belajar bisnis
ia hanya tertawa renyah “ Mungkin saya hanya kecipratan rezeki dari kakek
mertua saya yang sudah merintis kedai kopi ini hingga sekarang.” Pendiri pertama Kedai Kopi Restu adalah Yap
Lai, kemudian diwariskan kepada anaknya yang biasa dipanggil Pak Ayu Restu (77
tahun). “Pak Ayu Restu, ayah mertua saya masih gagah“ begitu penuturan Ai Siang
Lie.
Tak
hanya menjual roti bakar dengan beberapa varian toping. Roti biasa, bolu jadul
juga bisa Anda cicipi dan bawa pulang sebagai oleh-oleh khas Tanjung Pura. Rasa
kopi berpadu susu di kedai ini juga begitu khas. Silakan Anda lewat, aroma kopi
menyeruak hingga keluar.
Kedai kopi legendaris ini dapat
dikunjung mulai pukul 07.30 hingga 23.00 WIB.
Selain kopi dan roti bakar yang
nikmat, tersedia juga beberapa makanan berat seperti soto dan mie rebus udang
nikmat disantap setiap hari. Kenapa harus seafood sih? kalau yang alergi seafood gimana? Jangan khawatir, Anda bisa memesan varian soto
daging sapi atau ayam.
Mie rebusnyapun boleh request tanpa udang. Tidak tertinggal pula bagi penggemar sate. Ada
sate daging sapi, juga sate ayam yang siap memanjakan lidah. Kebayang gak sih?
Usai menikmati makan siang, Anda bisa mengudap
sepotong dua potong roti bakar hangat dengan selai favorit lalu ditutup dengan
segelas kopi susu restu. Atau sebaliknya, roti bakar bisa Anda jadikan menu
pembuka. Namun , jangan lupa ditutup dengan segelas kopi susu favorit.
Sempurna!
Jika rasanya tidak diragukan
lagi, bagaimana dengan harganya? Kedai kopi legend ini cukup ramah bagi kantong
kita. Segelas kopi susu panas atau teh tarik yang menjadi minuman paling
favorit Anda hanya cukup membayar Rp 10.000,- saja. Mie rebusnya pun ada 2 variasi, tanpa udang
Rp 10.000,- dan Rp 30.000,- saja untuk sepiring mie rebus udang menggugah
selera. Soto ayampun dapat dinikmati
hanya Rp 20.000,- sedangkan soto daging Rp 30,000,- saja. Sementara untuk roti bakar ukuran sedang anda bisa pilih dari
harga mulai Rp 16.000,- Harga yang cukup
masuk akal, bukan?
Tak hanya penduduk lokal, kedai
kopi merakyat ini juga sering dikunjungi
oleh penduduk luar kota. Sekelas pejabatpun
mulai dari Bupati bahkan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut
pernah berkunjung kemari. Jika sekelas pejabat saja sudah menikmati sensasinya,
bagaimana dengan Anda? Kesempatan
menarik dapat mencoba kopi legendaris dengan harga
merakyat rasa pejabat sambil mengenang rindu? Eh…
Langsung saja mampir ke kedainya,
Jl.Sudirman Nomor 113 Tanjung Pura,
lokasinya yang hanya berjarak sekitar 60 KM dari kota Medan dan membutuhkan waktu tempuh sekitar satu setengah jam. Jika belum paham
rute perjalanannya, jangan sungkan langsung bertanya melalui google map di gawai Anda.
Tak
seperti rasa cinta pada pasangan yang perlahan pudar ditelan waktu. Kenanglah rasa dalam segelas kopi
dibalut hangatnya sepotong roti dan setangkup rindu yang tersaji di KEDAI KOPI
RESTU,KEDAI KOPI LEGENDARIS KHAS TANAH MELAYU LANGKAT KOTA SANG PENYAIR PUJANGGA BARU.
Percayalah, rasanya masih tetap seperti yang dulu!
Tempat coffe restu yang bisa berbagi pengetahuan dan wawasan tentang masa lalu, budaya, dan peristiwa bersejarah yang dapat memperkaya percakapan dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita. love kopi restu
BalasHapustetap jaya!!🤩
Merindukan berkunjung ke tempat yang punya sejarah dan legendaris gini deh. Sudah sekian lama enggak main ke tanah melayu padahal banyak yang seru untuk dijelajahi ya,kak
BalasHapus